Memiliki anak adalah sebuah dambaan bagi setiap pasangan yang telah menikah. Namun, kita seringkali lupa kalau memiliki keturunan bukan hanya didukung oleh faktor dari pasangan itu sendiri, tapi ada satu faktor yang paling menentukan yakni 'peran Allah SWT'.
Saya suka sedih sendiri, kalau ada orang men-judge orang lain dengan berbagai hal negatif karena dia belum dikaruniai keturunan. Padahal, harusnya kita berpositif thinking saja, bahwa Allah SWT. memang belum memberikan izin kepadanya untuk memiliki anak. Selesai perkara!
Saya dan suami termasuk beruntung dan bersyukur tentu saja, karena telah dikaruniai 2 orang anak perempuan dalam kurun waktu 3 tahun. Meskipun sebelum dikaruniai anak pertama, saya juga sempat merasakan yang namanya 'waktu kosong' alias tidak langsung hamil.
Sesuai judulnya, tulisan ini cuma sekedar ungkapan perasaan saya saja, tentang rasa bahagia memiliki anak yang sehat seperti pasangan orangtua lainnya.
Sebagai pasangan muda, saya dan suami tentu saja mendambakan memiliki anak-anak yang sehat, normal, ceria, aktif, cerdas. Namun, pada awal masa menjadi orangtua Allah SWT. beri kami ujian berupa anak yang kondisinya 'spesial'. Di usianya yang ke-tiga tahun ini, anak pertama kami belum bisa berjalan, karena mengalami gangguan motorik. Gangguan tersebut berasal dari bagian otak yang mengalami pengapuran karena Virus CMV (Cytomegalo Virus).
Meski pada awalnya berat dan seakan tak terima dengan kenyataan, sebagai ibu kesedihan tak bisa saya elakkan. Namun, suami tak henti menasihati bahwa apa yang terjadi pasti ada hikmahnya.
Selang kurang lebih 2 tahun, kini anak kedua telah hadir di pertengahan tahun 2016. Seorang anak perempuan yang sangat aktif, ceria, lincah, bahkan saya bisa katakan diamnya anak ini hanya saat ia tidur. Karena sepanjang waktu anak kedua saya ini sangat lincah bergerak ke sana-sini, bahkan di usianya yang belum genap 13 bulan ia sudah lancar berjalan dan sudah mempu mengucap beberapa kata secara jelas., seperti mamah, bapa, kaka, baba, dan ema.
Jelas, kondisi ini membuat saya sangat bahagia. Saya menyaksikan langsung bagaimana perkembangan seorang anak yang seharusnya. Melewati fase tengkurap, mengangkat badan, duduk, merangkak, berdiri, sampai belajar melangkah. Sungguh, rasa bahagia ini seperti tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Akhirnya saya bisa merasakan perasaan seorang ibu yang melihat anaknya tumbuh dengan sehat bahkan dalam kategori waktu yang terbilang cepat.
Nahda Haura, nama anak kedua saya ini bak hadiah yang Allah SWT. berikan setelah mendung yang sempat hadir sebelumnya. Bagai surprise yang tak kami sangka-sangka karena kehadirannya memang diluar rencana.
Haura saat ini usianya 13 bulan. |
Namun, dengan menerapkan kunci dari segala keresahan adalah berprasangka baik (husnuzhon) kepada Allah SWT., perasaan yang awalnya kalut, karena khawatir dengan kondisi anak pertama yang belum berjalan layaknya anak pada umumnya, kini lenyap sudah.
Haura hadir menjadi penghibur bagi kami orangtuanya, bagai teman bagi kakaknya, Dhifah, dan keluarga besar pun yang awalnya sempat menyesalkan dengan kehadiran Haura di dalam rahim saya, kini terlihat ikut bahagia karena Haura lahir dengan sehat.
Haura bermain di Stadion Pakansari Cibinong, Bogor. |
Apa yang saya ungkapkan ini bukan berarti melupakan perasaan saya terhadap anak pertama saya. Terlepas dari kondisinya, anak pertama saya pun sudah mampu berbicara, berkomunikasi dua arah, ia sudah mengerti beberapa konsep seperti solat secara sederhana, berhitung, mengenal warna, bertanya dan lainnya, yang mana itu membuat saya yakin bahwa secara kognisi ia terus mengalami kemajuan.
Kini, saya dan suami masih terus belajar dan terus bersabar serta berusaha demi kemajuan Dhifah agar bisa hidup mandiri layaknya anak-anak lain.
Semoga kebahagiaan memiiki anak yang sehat juga Allah SWT. berikan kepada para pasangan yang sedang menanti hadirnya sang buah hati dalam rumah tangganya. Jika belum, tugas kita hanya berbaik sangka kepada Allah SWT., bersabar, dan berusaha, bahwa akan ada waktu yang tepat ia yang dinantkan hadir melengkapi kehidupan sebagai sebuah keluarga.
Salam,
Amelia Fafu - Mama Energic
Ketika Allah sudah kita libatkan dalam hidup kita, semua akan terasa istimewa ya mba. Melihat semua anak tumbuh dan sehat, membuat kita bahagia seutuhnya... Alhamdulillah...
BalasHapusBetul Mba, bersyukurlah kita
HapusSemoga sehat selalu putrinya ya mbaaa... :)
BalasHapusAamiin. Makasih Mama Ning Gaya :)
HapusAamiin semoga sehat selalu ya kedua putrinya
BalasHapusAamiin. Thanks Mbak Ela
HapusSalam kenal mbak. ini pertamakalinya saya mampir disini. Alhamdulillah ya mbak. Ketika Allah berkehendak memang tidak ada yang tidak mungkin. Setelah membaca tulisan ini, saya jadi ingin berkenalan dengan kakak Dhifah :)
BalasHapusSalam kenal juga, Mba. Makasi ya sudah mampir ke blog saya :)
Hapus