Pixabay.com |
ASI atau Air Susu Ibu merupakan
komponen paling ajaib yang Allah SWT berikan kepada setiap perempuan yang mangandung, karena bersamaan lahirnya sang jabang bayi, maka ASI pun
siap untuk diberikan sebagai nutrisi utamanya.
ASI adalah yang terbaik dari
susu apapun yang ada di dunia ini. ASI paling lengkap kandungannya dan
dibutuhkan oleh bayi sejak ia lahir. Bahkan, brand-brand susu pun mengakui itu
sekalipun mengklaim produk merekalah yang paling lengkap nutrisinya. Coba aja
baca di kemasan susu yang bisa kita dapatkan di supermarket atau toko susu,
pasti ada bagian tentang "ASI yang terbaik". Yups, karena harapannya
setiap ibu dianjurkan bisa memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan
pertama kehidupan bayi dan dilanjutkan sampai usia 2 tahun. Lain lagi ya
ceritanya kalau ibu punya kondisi khusus sehingga disarankan oleh tenaga
kesehatan tidak memberikan ASI.
Tanggal 1-7 Agustus kemarin diperingati sebagai
Pekan ASI Sedunia. Saya juga baru tahu ada pekan ASI sampai tingkat dunia ya
setelah jadi ibu, hehe. Saat melahirkan anak pertama 3 tahun silam, saya
bertekad memberikan ASI kepada anak saya karena tahu manfaatnya yang sangat
baik bagi perkembangan dan pertumbuhannya kelak. Udah gitu kan gratis dan
praktis. Ya kan! Alhamdulillah ia mendapatkan haknya yaitu mimik ASI.
Pengalaman Menyusui Anak Pertama
Menjadi ibu baru membuat saya
semangat mencari informasi tentang ASI dan memutuskan bergabung di Facebook
Grup AIMI alias Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia. Saya merasakan sekali
manfaatnya saat bergabung di grup tersebut. Saya jadi tahu gimana caranya
supaya ASI bisa lancar keluar, asupan bagi ibu menyusui, cara memerah ASI dan
menejemen ASIP, sampai gimana caranya pijat payudara kalau ASI kita mandek.
Yeay, makasi banget AIMI.
Seketika bayi lahir,
alhamdulillah gak ada kesulitan berarti saat anak saya mulai ngASI di PD kanan.
Tapi memasuki minggu kedua, puting payudara dua-duanya lecet dan itu sakiiittt
banget tapi sakitnya kalau awal di susui aja sih. Kesulitan justru ada di PD
sebelah kiri karena putingnya belum sempurna keluar. Sontak, ketika anak saya
menyusu pasti ngamuk-ngamuk dan rewel karena gak langsung dapet isapan ASInya.
Di sini kesabaran diuji banget. Udah mah capek karena kurang tidur, nyeri
jahitan di jalan lahir, PD sakit karena lecet, ditambah bayinya rewel. Menyusui
jadi sambil nangis-nangis nahan perih euy. FYI, menurut yang saya baca di
dokumen AIMI, puting yang lecet disebabkan karena pelekatan mulut bayi yang
kurang sempurna pada bagian areola (warna coklat/hitam).
Sayangnya, saya hanya bisa
memberi ASI untuk Dhifah sampai usia 17 bulan aja. WHY? Karena di usianya yang
ke-15 bulan saya positif hamil lagi, jadi kayanya Dhifah mulai ngerasain ASI
emaknya mulai berkurang. Pantesn aja selama dua bulan itu setiap mau nyusu
selalu rewel sampai pada satu malam Dhifah gak mau lagi nyusu langsung.
Ada perasaan sedih di hati,
karena proses menyusui yang sebentar, sedangkan saat-saat menyusui adalah saat
paling nikmat dan bonding terasa makin kuat. Tapi di satu sisi ada perasaan
senang, karena proses menyapihnya terbilang cukup mudah.
Pengalaman Menyusui Anak Kedua
Memiliki pengalaman menyusui di
anak pertama tidak lantas membuat seorang ibu mudah melewati proses menyusui
bagi anak kedua.
Seperti saya ini, kalau
dibandingkan dengan anak pertama dulu, menyusui anak kedua jauh lebih berat asa
diuji banget. Hiks. Tiga minggu pasca melahirkan anak kedua, ujian itu dimulai.
PD beberapa kali bengkak sampai badan saya meriang dan sakit-sakit, diserang
tampek (campak), dan payudara lecet (lagi) bahkan sampai 2 minggu
lamanya. Hiks
Moms bisa bayangkan sakitnya
kalau punya pengalaman PD lecet kan, tapi jangan dibayangin deh, karena gak
enak pake banget, waktu itu aja saya selalu nangis kalau nyusui Aura. Sekarang mah
anaknya udah 1 tahun pas tanggal 8 Agustus kemarin dan masih aktif menyusui.
Alhamdulillah, anaknya sehat, lincah
Memiliki dua kali pengalaman
menyusui di awal kehadiran bayi, membuat saya mengambil pelajaran berarti.
Kalau aja saya menyerah waktu itu, bisa aja kan, tapi saya gak mau kalah sama
kesakitan yang sebenernya itu cuma sebentar dan masa eksklusif 6 bulan sungguh
sayang kalau dilewatkan begitu aja tanpa menjalin bonding dengan anak.
Setidaknya, 5 hal nonfisik ini harus disiapkan kalau mau sukses memberi ASI di 6 bulan awal
kehidupan anak:
1. Niat
Niatkan sejak awal kehamilan
bahkan saat masih direncanakan, kalau Moms mau memberi ASI. Yakinlah, bahwa
setiap bayi yang dilahirkan sudah Allah SWT berikan bersama rezekinya, yaitu ASI.
2. Gigih
Rasa capek karena kurang tidur,
lelah, nyeri karena jahitan yang belum sembuh, itu semua akan sirna kalau kita
gigih melawan bahkan rela bangun setiap jam kalau bayi rewel. Demi apa? Demi
anak, demi darah daging kita.
3. Rajin
Gak sedikit ibu yang mengeluh
kalau ASInya kurang. Kunci supaya ASI lancar keluar itu harus rajin-rajin
disusui bayi ya Moms. Minimal 1-2 jam
kalau bayi tidur sebaiknya dibangunkan. Saya membuktikannya sendiri. PD kiri
itu aliran ASInya gak lancar malah putingnya kecil, tapi saya paksakan buat
disusui bayi, alhamdulillah jadi lancar loh dan sekarang udah gak pake drama
kalau anak nyusu.
4. Sabar
Semua proses selama menyusui
apalagi proses yang gak menyenangkan sekalipun harus dihadapi dengan sabar..
Karena yakinlah, sakit, capek, lelah, itu cuma sebentar kok. Tau-tau anak udah
gede aja, tau-tau udah susah buat diuyel-uyel dan dicium-cium pipi bakpawnya. Menikmati
prosesnya, bonding yag terbentuk, itu semua bikin raa sakit atau capek hilang.
So, pantang menyerah ya, Moms.
5. Cari Tahu, Baca, Tanya
Sebagai ibu baru yang masih
minim ilmu, banyak baca dan bertanya itu penting banget. Apalagi di zaman mudah
kaya sekarang, tinggal googling di si-mbah bisa langsung tahu atau kita bisa tanya
sama orangtua kita atau tenaga kesehatan yang pernah menangani kita saat
melahirkan. Moms juga bisa gabung di Facebook Grup AIMI, baca-bacalah dokumen
di sana, mangpaat bangeut loh.
Itu 5 hal yang sifatnya
nonfisik kalau mau sukses menyusui terutama di 6 bulan kehidupan bayi, berdasarkan pengalaman saya. Karena, gak sedikit para ibu muda yang menyerah
begitu aja, gak mau nyusui anaknya gegara PDnya sakit, sebagai contoh tetangga saya yang juga lahiran anaknya gak jauh beda waktunya dengan Aura. Akhirnya, masih bayi banget udah dikasih sufor karena ibunya gak mau nyusui. Hiks. Padahal, kata enyak saya, emang
hampir setiap orang pasti suka lecet PDnya kalau baru-baru punya anak. Yaa,
wajarlah yaa kan ibu baru. Hehe
Eh eh, bukan saya anti sufor ya,
tapi sebagai ibu saya rasa kita harus punya semangat dan tekad baja supaya
anak-anak yang kita lahirkan bisa mendapatkan haknya yaitu ASI eksklusif selama
6 bulan, lalu dilanjutkan sampai anak usia 2 tahun.
Bagi ibu yang gak bisa memberikan ASI untuk anak karena indikasi medis, jangan bersedih ya Moms. Allah SWT berarti memang punya rencana lain dan tentu saja itu tidak serta-merta menjadikan anak yang gak ASI jadi buruk. Gak loh ya. Mari ambil baiknya dan hikmahnya.
Banyak pelajaran yang sebenernya bisa kita ambil dari proses (keberhasilan) menyusui. Katakanlah, hidup yang kita jalani ini harus diawali dari niat, harus punya sifat gigih, rajin, sifat sabar, dan cari tahu serta gak boleh malas bertanya. Karena hidup gak selalu mudah, ada saatnya sukar sehingga menuntut kita bersabar, hidup gak selalu tinggal enaknya aja, misalnya aja mau punya rumah nih, harus dibangun dulu dong atau mau beli rumah jadi ya harus disiapin uangnya. Dan tentu saja masih banyak hikmah lainnya yang bisa kita petik masing-masing :)
Nah, ada yang mau sharing
pengalaman menyusui juga? Yuk, sharing :)
Baca juga: [Hikmah] Obat itu Bernama Sedekah
Setiap anak unik, punya cerita menyusui sendiri-sendiri yaa 😊😊😊
BalasHapusBetul sekali akak... Dan ngangenin 😊
Hapus